Teknologi Paling Canggih Di Dunia Saat Ini

| Oct 14, 2010 | Kategori Sains dan Teknologi

sumber : http://www.taukahkamu.com/2010/10/8-teknologi-tercanggih-di-dunia-saat.html

 

1. Quantum Teleporter


Q-Teleportation telah berhasil pada objek yang lebih kecil berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. “Kami bisa melakukan ekesperimen quantum teleportation untuk pertama kalinya di luar laboratorium universitas,” kata Rupert Ursin, peneliti Institute if Experimental Physics, Universitas Vienna, Austria. Pada Q-Teleportation, quantum pada objek dihancurkan dan dibuat kembali. Oleh karena itu, Q-Teleportation tidak bisa memindahkan benda hidup maupun mati secara keseluruhan fisik. Alat ini “menciptakan” replika benda sebelumnya pada posisi di tempat lain dan benda sebelumnya akan “menghilang” selama replikanya diciptakan.
sumber: National Geographic.

2. 360º 3-D Holographic Displays

ZCam™ merupakan kamera video yang bisa merekam informasi hingga ke dalam bagian objek (yang biasa digunakan untuk membuat model 3D) video dan kemudian diproduksi oleh 3DV Systems. Teknologi ini berbasiskan prinsip “Time of Flight”. Pada teknik ini, data ukuran 3D didapatkan dengan cara mengirim gelombang infra merah ke dalam scene video dan mendeteksi cahaya yang direfleksikan oleh permukaan objek pada scene video. Dengan menggunakan variabel waktu yang ditempuh oleh gelombang infra merah untuk mencapai objek target dan saat kembali, jarak bisa dihitung dan kemudian digunakan untuk membuat informasi 3D dari semua objek pada scene.

3. Lightsaber (Pedang Laser)

Yang kita ketahui, pedang ini hanyalah hasil “karya: pada film-film sains fiksi belaka!! Lightsaber terdiri dari logam dan mata pedang berupa plasma sepanjang 1 meter. Lightsaber ini bisa memotong objek tanpa perlawanan sedikitpun. Bisa meninggalkan luka bakar pada kulit manusia. Tapi pedang ini bisa ditangkis, namun dengan pedang lightsaber pula, bisa juga ditangkis dengan perisai.

4. JetPack

Jetpack, juga termasuk alat yang banyak kita temukan di film sains fiksi, yang mana alat ini menggunakan jet yang melepaskan gas (bisa juga air) dan kemudian “menerbangkan” penggunanya. TAM adalah perusahaan pertama dan satu-satunya di dunia yang memproduksi paket lengkap kostum yang didesain oleh Rocket Belt menggunakan mutakhir dan juga material aerospace dengan mesin penyulingan khusus untuk memproduksi bahan bakar Hidrogen Peroksida jet anda.

5. Military exoskeleton prototype

Military exoskeleton merupakan sejenis rangka luar bertenaga hidrolik yang dipasang pada militer dan bisa mengangkat hingga 100 kg benda untuk jangka waktu yang lama dan bisa sambil mengelilingi suatu area pula. Desainnya yang fleksibel memungkinkan pengguna untuk berjongkok, bergerak pelan dan “mengangkat” ke atas. Tidak ada joystick maupun mekanisme kontrol lainnya. Kontrolnya menggunakan indra manusia.

6. Flying Car

“Mobil terbang” ini disebut “The Highway in the Sky”. Jika tiap waktu agan terjebak macet, maka dengan menggunakan flying car ini agan bisa berputar dan menukik di angkasa agar bisa sampai di tujuan dengan cepat.

7. Flying Saucer

Ini adalah model kendaraan udara tak berawak dengan bentuk cawan (mirip pesawat UFO uy) yang dibuat oleh sebuah perusahaan di Inggris bernama Aesir.

8. Virtual Goggles

Teknologi telah membawa dunia virtual ke dalam komputer kita sejak lama. Tapi, dunia virtual tersbut sekarang bisa disaksikan di rumah kita. Sebuah ekseprimen yang telah dilakukan selama beberapa dekade, sekarang telah menjadi kenyataan.

Pada gambar di atas, wanita tsb sedang menggunakan device berteknologi virtual bernama iWear VR920 dari perusahaan Icuiti. Alat tsb bisa berfungsi sebagai output video juga sebagai gaming console.

Spinning Hat TypeScreen, Perpaduan Unsur Modern Dan Mesin Tik Klasik Untuk iPad

Author dedenz, 31 Dec 2011
 

 

Zaman memang sudah semakin canggih, tapi bagi anda para pengguna iPad yang Ingin mencoba sensasi menggunakan mesin tik, mungkin perangkat yang satu ini bisa menjadi pilihan.

TypeScreen adalah sebuah aksesoris unik untuk iPad berbentuk mesin tik zaman dulu yang dapat melengkapi koleksi gadget Anda. Alat ini merupakan kombinasi antara unsur modern layar sentuh dan unsur retro bergaya klasik.

Desainnya memang nampak kuno, tapi jangan salah TypeScreen tetap hadir dengan fungsi modern sehingga cocok untuk dijadikan alternatif bagi pengguna iPad dalam menemani aktivitasnya yang selalu ditemani tablet besutan Apple itu.

Dengan menggunakan alat ini yang akan memberikan nuansa klasik retro, dapat dipastikan  cara mengetik manual ke layar iPad akan lebih menyenangkan. Selain itu, untuk menggunakan perangkat ini pun terbilang sangat mudah, pengguna cukup menghubungkan perangkat ke iPad ataupun iPad 2.

Cara kerjanya sangat sederhana, layaknya mesin tik sungguhan, hanya dengan mengetik setiap karakter, tuas secara manual bergerak dan akan menekan tombol QWERTY visual yang ada di layar iPad. Perangkat ini sendiri tersedia secara terbatas dengan harga sekitar Rp. 500 ribu.

akhmadfadli data base

Gambar

 

Private Sub Cmdbaru_Click()
Data1.Recordset.AddNew
Txtnama.SetFocus4
Txtnama.Text = “”
Txtnpm.Text = “”
Txtjurusan.Text = “”
Txtprodi.Text = “”
Txttahunmasuk.Text = “”
txtnomorurut.Text = “”

End Sub

Private Sub Cmdhapus_Click()
Data1.Recordset.Delete
Txtnama.SetFocus
Txtnama.Text = “”
Txtnpm.Text = “”
Txtjurusan.Text = “”
Txtprodi.Text = “”
Txttahunmasuk.Text = “”
txtnomorurut.Text = “”
End Sub

Private Sub Cmdkeluar_Click()
End
End Sub

Private Sub Cmdproses_Click()
A = Mid(Txtnpm.Text, 3, 1)
If A = “1” Then
Txtjurusan.Text = “Sistem Informasi”
ElseIf A = “2” Then
Txtjurusan.Text = “Manajemen informatika”
ElseIf A = “3” Then
Txtjurusan.Text = “Tekhnik Informatika”
ElseIf A = “4” Then
Txtjurusan.Text = “Komputer Akuntansi”
End If
Txtnpm.SetFocus
A = Mid(Txtnpm.Text, 4, 2)
If A = “01” Then
Txtprodi.Text = “strata satu”
ElseIf A = “02” Then
Txtprodi.Text = “diploma empat”
ElseIf A = “03” Then
Txtprodi.Text = “diploma tiga”
ElseIf A = “04” Then
Txtprodi.Text = “diploma dua”
End If
Txttahunmasuk.Text = “20” & Left(Txtnpm.Text, 2)
txtnomorurut.Text = Right(Txtnpm.Text, 3)
End Sub

Private Sub cmdsimpan_Click()
Data1.Recordset.Update
End Sub

Gambar

 

Private Sub Chkbold_Click()
If Chkbold.Value = 1 Then
ibiteks.FontBold = True
Else
ibiteks.FontBold = False
End If
End Sub

Private Sub Chkitalic_Click()
If Chkitalic.Value = 1 Then
ibiteks.FontItalic = True
Else
ibiteks.FontItalic = False
End If
End Sub

Private Sub Chkstrike_Click()
If Chkstrike.Value = 1 Then
ibiteks.FontStrikethru = True
Else
ibiteks.FontStrikethru = False
End If
End Sub

Private Sub Chkunderline_Click()
If Chkunderline.Value = 1 Then
ibiteks.FontUnderline = True
Else
ibiteks.FontUnderline = False
End If
End Sub

Private Sub Command1_Click()
End
End Sub

Private Sub Optblue_Click()
ibiteks.ForeColor = vbBlue
End Sub

Private Sub Optgreen_Click()
ibiteks.ForeColor = vbGreen
End Sub

Private Sub Optred_Click()
ibiteks.ForeColor = vbRed
End Sub

Private Sub Optyellow_Click()
ibiteks.ForeColor = vbYellow
End Sub

Private Sub cmdbatal_Click()
txtnama.SetFocus
txtnama = “”
txtnpm = “”
Txtjr = “”
Txtps = “”
Txttahun = “”
Txturut = “”
End Sub

Private Sub cmdkeluar_Click()
End
End Sub

Private Sub Cmdlagi_Click()
txtnama.SetFocus
txtnama = “”
txtnpm = “”
Txtjr = “”
Txtps = “”
Txttahun = “”
Txturut = “”
End Sub

Private Sub Cmdproses_Click()
Dim a, jr, ps As String
Txttahun.Text = “20” & Left(txtnpm.Text, 2)
a = Mid(txtnpm.Text, 3, 1)
If a = “1” Then
jr = “sistem informasi”
ElseIf a = “2” Then
jr = “manajemen informatika”
ElseIf a = “3” Then
jr = “tekhnik informatika”
ElseIf a = “4” Then
jr = “komputer akuntansi”
End If
Txtjr.Text = jr
a = Mid(txtnpm.Text, 4, 2)
If a = “00” Then
ps = “strata satu”
ElseIf a = “01” Then
ps = “diploma empat”
ElseIf a = “02” Then
ps = “diploma tiga”
ElseIf a = “03” Then
ps = “diploma dua”
End If
Txtps.Text = ps
Txturut.Text = Right(txtnpm.Text, 3)
End Sub

Private Sub txtnama_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
txtnpm.SetFocus
End If
End Sub

Gambar

Kalkulator Eror

Gambar

 

Private Sub Cmdkali_Click()
Txthasil.Text = Val(Txtnilai1.Text) * Val(Txtnilai2.Text)
End Sub
Private Sub Cmdbagi_Click()
Txthasil.Text = Val(Txtnilai1.Text) / Val(Txtnilai2.Text)
End Sub

Private Sub Cmdkeluar_Click()
Unload Me
End Sub
Private Sub Cmdkurang_Click()
Txthasil.Text = Val(Txtnilai1.Text) – Val(Txtnilai2.Text)
End Sub
Private Sub Cmdlagi_Click()
Txtnilai1 = “”
Txtnilai2 = “”
Txthasil = “”
End Sub
Private Sub Cmdtambah_Click()
Txthasil.Text = Val(Txtnilai1.Text) + Val(Txtnilai2.Text)
End Sub
Private Sub Txtnilai1_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
Txtnilai2.SetFocus
End If
End Sub

NILAI MAHASISWA

Gambar

 

Private Sub Text1_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
Text2.SetFocus
End If
End Sub
Private Sub Text2_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
Text3.SetFocus
End If
End Sub
Private Sub Text3_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
Text4.SetFocus
End If
End Sub
Private Sub Text4_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
Text5.SetFocus
End If
End Sub
Private Sub Text5_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
Text6.SetFocus
End If
End Sub
Private Sub Command1_Click()
Text7.Text = Val((Text3.Text) + Val(Text4.Text) + Val(Text5.Text) + Val(Text7.Text)) / 4
End Sub
Private Sub Command2_Click()
Text1.SetFocus
Text1 = “”
Text2 = “”
Text3 = “”
Text4 = “”
Text5 = “”
Text6 = “”
Text7 = “”
End Sub
Private Sub Command3_Click()
Text1.SetFocus
Text1 = “”
Text2 = “”
Text3 = “”
Text4 = “”
Text5 = “”
Text6 = “”
Text7 = “”
End Sub
Private Sub Command4_Click()
End
End Sub

 

Gambar

 

Private Sub Text1_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
Text2.SetFocus
End If
End Sub
Private Sub Text2_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
Text3.SetFocus
Text3.Text = Val(Text1.Text) * Val(Text2.Text)
End If
End Sub
Private Sub Command1_Click()
Text3.Text = Val(Text1.Text) * Val(Text2.Text)
End Sub
Private Sub Command2_Click()
Text1.SetFocus
Text1 = “”
Text2 = “”
Text3 = “”
End Sub
Private Sub Command3_Click()
End
End Sub

hubungan sesama manusia

Para Jemaah Yang Terhormat,

Marilah sama-sama kita pastikan diri kita agar tersenarai dalam golongan orang yang bertakwa kepada Allah S.W.T. dalam erti kata mematuhi perintah Tuhan dan meninggalkan larangan-Nya. Ini kerana cara yang demikian sajalah untuk kita sebagai 
hamba Allah yang tinggal dimuka bumi-Nya dapat hidup dan kita Ialui dengan penuh kenikmatan dan keberkatan. Dengan bertakwa kepada Allah S.W.T. sahajalah kita semua, Insya’Allah dapat mencapai matlamat hidup iaitu keredhaan Allah S.W.T.

Untuk mempastikan diri kita menjadi hamba Allah yang baik atau dengan tepatnya menjadi ‘khalifahtullah’ di atas muka bumi ini, kesempurnaannya amat bergantung kepada sejauh mana seseorang itu mampu mengharmoniskan hubungannya dengan Yang Maha Pencipta Allah S.W.T. dan juga sejauh mana kemampuan seseorang itu menserasikan hubungannya dengan sesama manusia. Inilah yang menjadi titik tolak dalam kehidupan insan muslim mukmin yang beriman dengan Allah S.W.T. Inilah yang Tuhan firmankan dalam al-Qur’an:

Maksudnya:

Ditimpa kehinaan mereka walau di mana mereka berada melainkan berjaya berpegang dengan agama Allah S.W.T. dengan menghubungkan diri dengan Allah S.W.T. dan juga berbuat baik sesama manusia..’
(Surah Ali-Imran: 112)

Alhamdulillah, agama Islam yang kita anuti ini, begitu prihatin dan telah menyusun adab-adab serta disiplin- disiplin hubungan yang diperlukan sebagai pra-syarat kepada kesempurnaan kita untuk menjadi khalifah Allah S.W.T. Islam telah menyusunnya dengan begitu terperinci satu persatu dengan tujuan mempastikan supaya kehidupan hamba Allah itu berjalan dengan penuh harmoni,dengan penuh selesa,dengan penuh damai dan jayanya. Disusun begitu rupa bermula daripada beberapa adab dan disiplin yang begitu banyak yang antaranya disusun adab-adab berkeluarga, adab-adab kehidupan berumah tangga, adab bersuami isteri dan adab beranak pinak. Ini semata-mata bertujuan agar keluarga itu dapat mengecapi kebahagiaan sebagaimana yang diungkapkan ‘Baiti Jannati’,Rumahku Syurgaku. Kemudian disusun pula dengan adab-adab berjiran tetangga atas dasar hormat-menghormati supaya kehidupan sekampung dan sehalaman itu selesa berbahagia agar tidak bersengketa antara satu dengan yang lain. Islam juga tidak cuai dalam menyusun adab dan disiplin hubungan antara sesama umat Islam,yang bermatlamatkan untuk benar-benar dapat merealisasikan apa yang Allah S.W.T. firmankan dalam al-Qur’an:

Maksudnya:

Sesungguhnya orang yang mukmin itu bersaudara di antara satu dengan yang Lain.’
(Surah al-Hujurat : 10)

Tidak juga dicuaikan oleh Islam di mana disusun adab-adab dan perhubungan antara orang Islam dengan bukan Islam yang berteraskan kemanusiaan sebagai merealisasikan apa yang difirmankan oleh Allah S.W.T.dalam al-Qur’an;

Maksudnya:

Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendalam PengetahuanNya.
(Surah al-Hujurat: 13)

Ini telah dijelaskan dalam al-Qur’an. Selain daripada itu, disusun oleh Islam berbagai-bagai adab yang lain hatta adab bertegur sapa, melarang, menasihat dan berdakwah yang semuanya ada disiplin dan ada adab yang telah ditetapkan oleh Islam, supaya dapat dilaksanakan dengan penuh harmonis dan dengan penuh selesa, sehinggakan apabila Allah S.W.T. memerintahkan Nabi Allah Musa a. s. dan Nabi Allah Harun a.s. supaya pergi kepada Firaun dengan firman-Nya:

Maksudnya:

‘Pergilah kamu berdua kepada Firaun kerana dia telah melewati batas kekufurannya. Maka kamu berdua bercakaplah padanya dengan kata-kata yang lemah-lembut mudah-mudahan dia akan ingat dan takut akan Allah S.W.T.’
(Surah Taha: 43-44)

Hingga begitu rupa sekali walaupun Firaun itu memang ternyata kufurnya, memang ternyata tergelincir daripada landasan yang sebenar, tetapi masih lagi dipentingkan adab bagi Nabi Musa a.s. dan Harun a.s.untuk menyeru Firaun supaya kembali ke jalan Allah.

Begitulah pendekatan yang digunakan dalam Islam untuk menserasikan, melunaskan dan mewujudkan keharmonian antara manusia dengan manusia di samping hubungan manusia dengan Allah S.W.T.

Para Jemaah yang terhormat,

Khatib berasa terpanggil untuk menjelaskan perkara ini, kerana terdapat kekeliruan yang diketengahkan di tengah- tengah masyarakat hingga menyebabkan masyarakat terpinga-pinga dan terkeliru dengan beberapa keadaan yang menjejaskan maruah umat Islam dan juga imej Islam itu sendiri. Dikatakan bahawa untuk menyampaikan sesuatu mesej itu, Islam membenarkan kita menggunakan cara yang kasar, cara menggunakan maki hamun, cara menggunakan mencarut atau sebagainya, apakah begitu? Apakah benar begitu? Kalau kita terima kenyataan ini,kalau kita katakan bahawa Islam itu membenarkan cara maki hamun, cara mencarut, atau sebagainya untuk menyampaikan mesej, tidakkah itu bertentangan dan bercanggah dengan nas-nas yang sarih, dengan nusus-nusus Islamiah yang terang, tidakkah ia bercanggah dengan apa yang Tuhan firmankan dalam al-Qur’an:

Maksudnya:

Dan hendaklah kamu berkata kepada manusia itu dengan kata-kata yang baik (dengan kata-kata yang lembut dan tidak menyakitkan hati.’
(Surah al-Baqarah : 83)

Ini firman Allah S.W.T, kalau kita terima pandangan bahawa Islam itu membenarkan kita berkasar, kita mencarut, tidakkah itu bertentangan dengan apa yang Nabi kita Muhammad s.a.w. tegaskan dalam hadithnya:

Maksudnya:

Awasilah kamu kata-kata yang kotor, maka sesungguhnya Allah Ta’ala tidak suka (dalam erti kata benci), dengan kata-kata yang kotor dan mereka yang berperangai kotor.’

Kalau kita terima kenyataan yang kita katakan tadi, tidakkah ini bercanggah dengan apa yang Nabi sabdakan:

Maksudnya:

Bukankah sebenarnya orang yang beriman,mereka yang mencaci cela dan melaknat yang mengeluarkan kata-kata kotor dan mengeluarkan kata-kata yang hina.’

Kalau kita terima kenyataan yang kita katakan tadi, tidakkah ini bercanggah dengan apa yang Nabi sabdakan:

‘Maksudnya:

Memaki hamun orang mukmin itu, adalah satu perkara yang tergelincir, rosak dan pembunuhannya itu adalah kekufuran.’

Kalau kita terima, Islam itu membenarkan kita berkata sewenang-wenangnya, tidakkah ia bercanggah dengan apa yang Nabi sabda dalam hadithnya:

Maksudnya:

Berbahagialah mereka yang dapat menahan dan mengawal lebihan daripada lidahnya yang terlampau lancang, hingga mengeluarkan kata-kata yang lucah dan carut marut.’

Kalau kita terima bahawa insan membenarkan dakwaan mengatakan kita boleh berkata sewenang~wenang walaupun dalam bentuk tidak begitu sopan, tidakkah ini bercanggah dengan apa yang Nabi katakan dalam hadith:

Maksudnya:

‘Sesiapa yang beriman dengan Allah dan beriman pada Hari Akhirat, maka hendaklah ia berkata dengan kata-kata yang baik atau kalau tidak dapat melakukannya, lebih baik bendiam sahaja.’

Kalau kita terima bahawasanya kita boleh lakukan carut mencarut, maki hamun dan sebagainya tidakkah bercanggah dengan apa yang Nabi sebutkan dalam hadithnya:

Makksudnya:

Cukup atau memadai, seseorang itu dikatakan jahat, apabila dia memandang hina, merendah-rendahkan saudaranya Muslim yang Lain.’

Kalau kita terima kenyataan yang seperti itu, tidakkah ia bercanggah dengan hadith Nabi:

Maksudnya:

Tidak wajar dan tidak harus bagi seseorang mukmin itu memandang saudaranya dengan pandangan yang menyakitkan hati.’

Kalau kita terima juga kenyataan itu, bagaimana pula sabda Nabi kita Muhammad s.a.w.:

Maksudnya:

Tidak lurus seseorang hamba itu, melainkan lurus hatinya. Dan tidak lurus hatinya melainkan lurus lidahnya dapat memelihara daripada kata-kata yang keji dan tidak masuk syurga seseorang itu yang sentiasa tidak lepas daripada mengganggu gugat jiran tetangganya.’

Inilah para jemaah yang dihormati, akibat atau implikasi andaikata kita terima kenyataan yang sebegitu rupa, yang jelas kelihatan kepada kita merosakkan umat Islam itu sendiri bahkan merosakkan imej Islam itu sendiri.

Para pembaca yang dihormati sekalian ;

Tidak ada salahnya kita berlainan pendapat, tidak ada salahnya kita berbeza pandangan, kerana itu lumrah hidup manusia. Tetapi sejauh mana mampu kita mengendalikan perbezaan itu untuk memastikan ia benar-benar berada dalam keadaan baik, benar-benar diasaskan dengan pertimbangan yang rasional dan benar-benar tidak diruntuni sebarang sentimen. Malah, walaupun berbeza- beza pendapat, hingga kalau perlu kepada perdebatan dan perbahasan pun Islam mengatur disiplinnya. Bukankah Allah S.W.T. telah berfirman:

Maksudnya:

….Bermujadalahlah, berdebatlah atau berbahaslah kamu dengan mereka itu dengan cara yang lebih jitu yang terlebih baik, yang terlebih lunak… ‘
(Surah an-Nahl : 125)

Inilah yang harus kita fikirkan kalau kita terima kenyataan-kenyataan yang boleh menjejaskan imej umat Islam itu sendiri.

Para Jemaah yang dihormati,

Persoalannya, apakah kita perlu, dalam menyampaikan sesuatu mesej itu, kita mesti mengikut rentak-rentak orang. Apakah untuk menyampaikan satu-satu mesej itu, kita perlu mengikut, meniru cara orang Barat. Orang Barat memanglah hidupnya begitu lepas, tidak tahu dibezakan yang mana baik dan buruknya lagi. Apakah kita perlu meniru begitu kalau kita ingin menyampaikan sesuatu mesej? Maka kita harus tiru mereka, tutur kata lucah mereka, tutur kata yang jijik, tutur kata yang cemar? Kemudian harus dianggap cara itu tinggi nilai seni dan tinggi nilai sastera. Lantas dipertahankan pula, dengan menyatakan, itu adalah cara terbaik oleh kita. Bukankah yang demikian itu hanya memperlihat betapa dalamnya sentimen diri, yang mendorong kepada fanatik atau ta’asub.Harus diingat, apabila sentimen menguasai diri, mata kita akan gelap melihat segala-galanya. Bak kata ungkapan, ‘mata musuh gelap menimbang kebaikan, mata kawan buta melihat kesalahan. ‘Lantas menghasilkan pula ungkapan ‘Perbuatan kita benar belaka, perbuatan orang salah semua’.

Inilah yang harus kita pertimbangkan dan harus kita fikirkan. Khatib menarik perhatian semua ini dengan harapan tidak usah kita tersasul dan tidak usah kita terbabas dan melatah. Sesuatu yang terang bercanggah dengan ajaran Islam kita katakan itu daripada Islam.Janganlah kita termasuk dalam golongan apa yang Allah S.W.T. firmankan:

Maksudnya:

‘… Usah memperdagangkan ayat-ayat Tuhan itu dengan begitu murah harganya…’
(Surah al-Baqarah: 41)

Usah diseret Islam menuruti kita. kita harus menuruti Islam. Janganlah semudah itu untuk kita katakan atas nama Islam, boleh segala-gala. Boleh kita lakukan, boleh kita memaki hamun atas nama Islam, boleh kita mencaci atas nama Islam, boleh kita menggelar orang itu dan orang ini dengan berbagai-bagai gelaran yang tidak direlai oleh orang yang empunya diri. Persoalannya, harus kita merenungkan perkara ini. Mana budi bahasa kita, mana sopan santun kita, mana resam timur kita, mana adat Melayu kita, mana budi perkerti kita, mana akhlak kita? Hinggakan bukan sahaja menjatuhkan maruah atau imej kita, malah orang yang bukan Islam pun timbul kekeliruan, apa sudah jadi dengan umat Islam yang dahulunya mengatakan bahawa Islam tidak membenarkan mengeluarkan kata-kata kotor, lucah dan sebagainya tetapi sekarang sudah sebaliknya.

Bukankah ini menimbulkan kekeliruan yang merugikan orang Islam dan agama Islam itu sendiri. Apakah wajar kita samakan carut marut ini dengan firman Allah S.W.T. Apakah benar itu ajaran Islam? Bukankah Allah S.W.T. telah berfirman:

Maksudnya:

‘Wahai orang yang beriman, janganlah sesuatu kaum itu mengeji atau memperolok-olokkan kaum yang lain kerana boleh jadi orang yang mereka perolok-olokkan itu lebih baik daripada mereka dan jangan pula wanita-wanita memperolok- olokkan wanita yang lain kerana boleh jadi mereka lebih baik daripada wanita-wanita itu…’
(Surah al-Hujurat : 11)

Inilah yang harus kita fikirkan apa yang Tuhan tarik perhatian kita itu. Apakah sanggup kita tukarkan format tarbiah kita? Rata-rata sejak datuk nenek kita sehingga sekarang mendidik anak-anak kita supaya jangan mengeluarkan kata-kata yang kasar, jangan keluarkan maki hamun. Tersasul dari mulut anak mengeluarkan perkataan yang tak senonohpun, kita cubit mulut anak itu kerana ia tidak wajar diucapkan.

Itu dia format didikan kita, itu dia cara didikan kita. Apakah kita mahu tukarkan pula dengan pendekatan pendidikan atau methodologi pendidikan dengan cara, gaya dan budaya carut mencarut serta maki hamun ini?Inilah yang harus kita renung. Inilah yang harus sama-sama kita fikirkan. Semoga Allah S.W.T. akan memberi taufiq dan hidayah kepada kita kerana kalau cara ini berterusan, cara ini kita amalkan, maka ternyata sekali pemikiran kita sudah gersang. Apabila pemikiran kita sudah gersang, tamadun akan pincang dan akan membawa kita kecundang. Nauzubillahi min zalik.

Beginilah Akhlak Suami-Istri Keluarga Muslim

Selasa, 29 Mei 2012

Oleh: Ali Akbar bin Agil

PROF. Dr. Sayyid Muhammad Al-Maliki, ulama besar dari kota Makkah, dalam bukunya Adabul Islam Fi Nidzaamil Usrah, mengetengahkan adab, etika, dan akhlak pasangan suami-istri dalam berkeluarga. Dalam bukunya dijelaskan tentang pentingnya akhlak pergaulan baik dari pihak suami maupun istri. Keduanya sama-sama memiliki kewajiban dan keharusan untuk menjadikan akhlak rumah tangga nabi sebagai pedoman paripurna.

Bagi seorang suami hal pertama yang wajib diketahui dalam mempergauli istri adalah mengedepankan sikap welas asih, cinta, dan kelembutan.

Dalam Al-Qur`an, Allah berfirman;

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً

“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa` : 19)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam bersabda, seperti diriwayatkan oleh Ibnu Majah,

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik perlakuannya kepada keluargaku.”

Kedua, Sebagai seorang kepala keluarga, suami dianjurkan untuk memperlakukan istri dan anak-anaknya dengan kasih sayang dan menjauhkan diri dari sikap kasar.

Adakalanya seorang suami menjadi tokoh terpandang di tengah masyarakat, ia mampu dan pandai sekali berlemah lembut dalam tutur kata, sopan dalam perbuatan tapi gagal memperlakukan keluarganya sendiri dengan sikapnya saat berbicara kepada masyarkat.

Ketiga, seorang suami sangat membutuhkan pasokan kesabaran agar ia tangguh dalam menghadapi keadaan yang tidak mengenakkan. Suami tangguh adalah suami yang tidak mudah terpancing untuk lekas naik pitam saat melihat hal-hal yang kurang tepat demi cinta dan rasa sayangnya kepada istri.

Betapa sabarnya Rasulullah sebagai seorang suami dalam mengurusi para istrinya.
Begitu sabarnya, sampai-sampai sebagai sahabat beliau mengatakan, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih pengasih kepada keluarganya melebihi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam.” (HR. Muslim).

Contoh seorang suami yang penyayang lainnya dapat kita simak dari kisah Sayidina Umar bin Khaththab Ra. Beliau  yang terkenal ketegasan dan sikap kerasnya dalam mengahadapi kemunkaran, pernah berkata saat didatangi oleh orang Badui yang akan mengadukan sikap cerewet istrinya. Di saat bersamaan, Umar pun baru saja mendapat omelan dari istri dengan suara yang cukup keras.

Umar memberi nasihat kepada si Badui, “Wahai saudaraku semuslim, aku berusaha menahan diri dari sikap (istriku) itu, karena dia memiliki hak-hak atas istriku. Aku berusaha untuk menahan diri meski sebenarnya aku bisa saya menyakitinya (bersikap keras) dan memarahinya. Akan tetapi, aku sadar bahwa tidak ada orang yang memuliakan mereka (kaum wanita), selain orang yang mulia dan tidak ada yang merendahkan mereka selain orang yang suka menyakiti. Aku sangat ingin menjadi orang yang mulia meski aku kalah (dari istriku), dan aku tidak ingin menjadi orang yang suka menyakiti meski aku termasuk orang yang menang.”

Umar meneruskan nasihatnya, “Wahai Saudaraku orang Arab, aku berusaha menahan diri, karena dia (istriku) memiliki hak-hak atas diriku. Dialah yang memasak makanan untukku, membuatkan roti untukku, membuatkan roti untukku, menyusui anak-anakku, dan mencucui baju-bajuku. Sebesar apapun kesabaranku terhadap sikapnya, maka sebanyak itulah pahala yang aku terima.”

Keempat, seorang suami hendaknya mampu mencandainya. Adanya canda dan tawa dalam kehidupan berumah tangga lazim selalu dilakukan. Bayangkan apa yang terjadi jika pasangan suami-istri melalui hari-harinya tanpa canda. Lambat laun rumah tangganya menjadi bak areal pemakaman yang sepi, senyap, hampa.

Suami yang ingin menunaikan hak-hak istrinya akan berusaha mengundang canda, gurauan, yang mencairkan suasana dengan senyum dan tawa; berusaha untuk bermain perlombaan dengan istri seperti yang dilakukan Rasulullah kepada istrinya Aisyah Ra.

Dalam diri setiap manusia terdapat sifat kekanak-kanakan, khususunya pada diri seorang wanita. Istri membutuhkan sikap manja dari suaminya dan karenanya jangan ada yang menghalangi sikap manja seorang suami untuk istrinya.

Maurice J. Elias Ph. D dkk dalam bukunya Emotionally Intelligent Parenting: How to Rise a Self-Disiplined, Responsible, Socially Skilled Child, menyinggung fungsi humor dalam proses kimiawi dan psikologis tubuh kita. “Humor kecil sehari-hari seperti vitamin ampuh untuk membangun dan mempertahankan kemampuan Anda secara positif menanggapi tugas-tugas keayahbundaan dan tantangan hidup lainnya.”

Menyisipkan humor dalam hubungan dengan pasangan dan anak-anak, menurut Maurice, dimaksudkan untuk menjaga agar kita tetap dalam kerangka berpikir optimis. “Cobalah melakukan hal-hal yang bisa membawa Anda ke dalam suasana humor setiap hari, meskipun hanya sebentar. Kalau tidak bisa setiap hari, coba sesering yang bisa Anda lakukan,” pesannya dalam buku yang telah dialih bahasakan berjudul Cara-cara Efektif Mengasuh Anak dengan EQ.

Akhlak Seorang Istri

Adapun kewajiban bagi pihak istri adalah tidak akan membebani suaminya dengan hal-hal yang tidak sanggup ia kerjakan dan tidak menuntut sesuatu yang lebih dari kebutuhan. Sikap ini dapat menjadi bantuan untuk suami dalam urusan finansial.

Alangkah mulianya seorang wanita yang berjiwa qana`ah, cermat dalam membelanjakan harta demi mencukupi suami dan anak-anaknya. Dahulu kala, para wanita kaum salaf memberi wejangan kepada suami atau ayahnya, “Berhatilah-hatilah engkau dari memperoleh harta yang tidak halal. Kami akan sanggup menahan rasa lapar namun kami tak akan pernah sanggup merasakan siksa api neraka.” Inilah akhlak pertama bagi pihak istri.

Kedua, istri shalihah adalah istri yang berbakti kepada suaminya, mendahulukan hak suami sebelum hak dirinya dan kerabat-kerabatnya. Termasuk dalam masalah taat kepada suami adalah berlaku baik pada ibu mertua.

Ketiga, istri sebagai guru pertama bagi anak-anak, hendaknya mendidik mereka dengan pendidikan yang baik, memperdengarkan kata-kata yang baik, mendoakan mereka dengan doa yang baik pula. Semuanya itu merupakan implementasi bakti istri kepada suaminya.

Keempat, karakter istri dengan adab baik adalah tidak mengadukan urusan rumah tangga dan mengungkit-ungkit perkara yang pernah membuat diri si istri sakit hati dalam pelbagai forum. Hal yang sering terjadi pada diri seorang wanita yaitu menceritakan keadaan buruk yang pernah menimpanya kepada orang lain. Seakan dengan menceritakan masalah yang melilit dirinya urusan akan terselesaikan. Namun yang terjadi sebaliknya, keburukan dan aib keluarga justru menjadi konsumsi orang banyak, nama baik suami dan keluarga terpuruk, dan jalan keluar tak kunjung ditemukan.

Bentuk adab  kelima, tidak keluar dari rumahnya tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari suami. Mengenai hal ini, Nabi telah mewanti-wanti dengan bersabda, “Hendaknya seorang wanita (istri) tidak keluar dari rumah suaminya kecuali dengan seizin suami. Jika ia tetap melakukannya (keluar tanpa izin), Allah dan malaikat-Nya melaknati sampai ia bertaubat atau kembali pulang ke rumah.” (HR. Abu Dawud, Baihaqi, dan Ibnu `Asakir dari Abdullah bin Umar).

Demikian halnya dalam masalah ibadah non-wajib seperti puasa sunnah, hendaknya seorang istri tidak melakukannya kecuali setelah suami memberi izin.

Betapa indah kehidupan pasangan suami-istri yang menjadikan rumah tangga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam sebagai titik singgung dalam menghidupkan hubungan harmonis. Tidak ada yang sempurna dari pribadi pria sebagai suami dan wanita sebagai istri. Kelebihan dan kekurangan pasti adanya. Suami-istri yang sadar antara hak dan kewajibannya akan melahirkan generasi penerus kehidupan manusia yang saleh, pribadi bertakwa, dan menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utama.

Membina rumah tangga bahagia perlu keterampilan, kepandaian, dan kebijakan pengelolalnya. Masing-masing pasangan dituntut untuk pandai dan bijak mengelola rumah tangga keduanya, pandai dan bijak mengelola hubungan dengan buah hati mereka, pandai dan bijak mengatur waktu antara bekerja dan bercengkrama dengan pasangannya, pandai dan bijak mengelola keuangannya, bahkan pandai dan bijak mengelola cintanya.

Pengasuh Sebuah Majelis Ta`lim dan Ratib Al-Haddad di Malang